Halaman

Liku Liku Masuk Informatika


Lika-Liku masuk Informatika

Namaku Karina Dwipa Ajirni lebih dikenal dengan nama Karin, sekarang itu aku duduk di bangku kelas VIII SMP disebuah desa terpencil yang sederhana. Sebenarnya keluargaku cukup berada dan aku anak kedua. Dari kecil aku di didik dengan baik oleh kedua orang tuaku mulai dari membaca,menulis,menghitung dan juga menghafal. Tak sia-sia orangtua mendidik kita sejak usia dini sampai sebesar ini. Semua apa yang telah diajarkan kita amalkan baik sebuah ilmu maupun sebuah perbuatan. Aku sangat bersyukur tentunya memiliki kedua orangtua yang selalu mendukung apa yang baik untuk aku lakukan.
Tapi suatu saat…
Rin, kamu kan udah kelas dua bentar lagi kelas tiga. Kamu masuk SMA pilihan ibu jurusan IPA ya nanti kuliah usahakan masuk ITB fakultas kedokteran ya nak” ujar ibuku. Aku pun sedikit merenung dan memikirkannya permintaan ibu kepada ku.
“Bu,bukan maksud aku tak mau dan menolak permintaan ibu. Tapi ibu tahu sendirikan bahwa aku menyukai tentang hal informatika yang menyangkut informasi yang berbasis komputer.” ucapku baik-baik pada ibu.
“Bu,tak usah memaksakan anak. Nanti malah anak kita yang kewalahan untuk mengejar mimpinya apalagi jika tidak sesuai potensi nya dalam suatu bidang tersebut” kata Bapa yang sedari tadi mendengar percakapanku dengan ibu.
Ibu yang mendengar penuturan Bapa pun sedikit berpikir “ehm,, tapi Pa tidak ada salahnya juga jika Karin mencoba” permintaan ibu sekali lagi.
“Mencoba memang baik Bu apalagi ditambah dengan kemampuan belajar yang sesuai Bu. Jadi untuk baiknya sekarang kita harus bisa memotivasi anak terus membimbing Karin di bidangnya yaitu bidang Informatika. Tak ada salahnya lho Bu, Bapa sendiri melihat bagaimana Karin mengembangkan ilmunya di bidang tersebut. Malah yang Bapa lihat memang ya perkembangan jaman sekarang sudah canggih membuat banyak orang lebih ingin menggali ilmu dalam bidang informasi komputer. Ibu tak usah khawatir bagaimana kehidupan Karin jika sudah besar nanti dalam bidang informatika. Maka dari itu kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak kita kedepannya” ujar bapa panjang lebar sambil mengusap kepalaku dan aku pun tersenyum dengan penuturan yang Bapa ucapkan.
“Baiklah, ibu tak akan memaksakan kehendak. Ibu yakin pilihan kamu terbaik untuk diri kamu sendiri dan maafkan ibu jika terlalu konservatrif juga memaksakan kehendak padahal kamu punya keinginan sendiri yang sesuai dengan kemampuan kamu.” ujar ibu tersenyum dan meminta maaf padaku.
Aku pun tak mungkin jika tidak memaafkan ibu “Tak apa bu, aku mengerti ibu begitu padaku kan karena ibu ingin aku bisa hidup lebih baik lagi. Tapi ternyata kemampuanku menonjol pada bidang informatika dan mungkin akan aku usahakan masuk ke Universitas ITB (Institut Teknologi Bandung) walupun bukan fakultas kedokteran melainkan bidang Teknik Informatika. Yang aku baca tentang informasi tersebut bahwa kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi termasuk perusahaan baik di bidang jasa maupun barang dan juga pada organisasi nirlaba. Selain itu, teknologi ini juga merupakan salah satu ilmu yang mampu menyentuh masyarakat secara perorangan seperti misalnya dalam komunikasi, hiburan dan pendidikan. Oleh karena itu, kebutuhan tenaga kerja profesional di bidang Teknik Informatika ini sangat tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional. Untuk saat ini Karin minta do’a supaya kelak nanti aku menjadi lulusan terbaik dan menjadi orang sukses dunia maupun akhirat ” ujarku kepada kedua orangtuaku. Aamiin…
Beberapa tahun kemudian…
Setelah melewati berbagai macam rintangan terhadap pengalamanku pada  dunia informatika, akhirnya aku lulus dan mendapat gelar S.Kom( Sarjana Komputer) terbaik. Terbalaslah keinginan dan pencapaian yang telah ku raih dengan perasaan terharu melihat kedua orangtuaku bangga terhadap anaknya. Intinya memang benar apa keinginan orang tua untuk kita itu adalah pilian yang terbaik tapi jika kita memiliki keinginan sendiri yang menurut kita juga baik dan sesuai dengan potensi kita mungkin itu akan jauh lebih baik.

2 komentar: